Kata Pengantar Prof. Dr. Yusril Ihza Mahendra, SH, M.Sc

// // Leave a Comment

Kejujuran dalam bersikap, berbicara dan mengeluarkan pendapat adalah sebuah keberanian yang mungkin tidak semua orang bisa melakukannya. Menuangkan pemikiran yang mungkin bertentangan dengan mainstream yang ada, memang akan berbenturan dengan berbagai pihak dan berbagai kepentingan. 

Bagi saya kebebasan menuangkan pemikiran adalah sebuah hak, entah pemikiran itu bisa bermanfaat atau tidak, mempengaruhi orang banyak atau tidak, tapi setidaknya menuangkan pemikiran itu bagian dari kebutuhan manusia. Menuangkan pemikiran itu tidak hanya sebatas dalam menulis buku saja tapi dengan berkomunikasi secara langsung pun kita bisa menuangkan pemikiran kita. 
Memang ada baiknya mengeluarkan pemikiran itu berdasarkan analisa dan tahu akar dari masalah yang menjadi tema dari sebuah pemikiran. 

Dalam buku yang ditulis ini, saya melihat saudara Teddy, seperti yang dia tulis di dalamnya, berbicara melalui hati dan mengesampingkan semua kepentingan-kepentingan yang melekat di kehidupannya sehingga apa yang ditu­angkan di dalam buku ini benar-benar dari pemikiran terdalamnya, dan menceritakan apa yang dia rasakan, dia lihat dan dia inginkan. 

Saya menilai apa yang Saudara Teddy lakukan punya dasar yang baik dalam menelaah sebuah masalah dan beliau sampaikan apa adanya tanpa perlu memoles sana-sini agar terlihat menarik dibaca. 

Apa adanya memang menjadi hal yang langka karena akan berbenturan dengan kepentingan-kepentingan. Entah itu kepentingan bisnis, politik, pertemanan, strategi dan sebagainya. Sehingga benar menjadi sedikit benar dan salah menjadi sedikit salah. Menjadi sedikit benar atau sedikit salah itu adalah sebuah ”kompromi” terhadap nilai dari sebuah kejujuran. Fakta yang ingin disampaikan menjadi fiksi ketika kita mengurangi nilai dari sebuah fakta. 

Kebenaran sebuah analisa dan pemikiran itu tergantung dari bagaimana setiap orang untuk memahaminya, menelaah dan menjadikan sebuah keyakinan. Tapi di luar dari hal itu, setidaknya bagi seseorang menyampaikan kebenaran yang dia yakini, dibutuhkan konsistensi. Jangan sampai pemikiran yang kita sampaikan di tempat satu dan lainnya berbeda dikarenakan kita mengondisikan di mana tempat kita berada. Dan itu banyak terjadi di masyarakat kita. 

Saya pernah mengatakan, kalau saya mau marah maka saya marah saja. Saya tidak peduli dengan pandangan orang lain karena saya tidak mau menyenang-nyenangkan orang lain. Jadi jika orang mengenal saya seperti ini, maka orang lain akan mengenal saya pun seperti ini. 

Tata krama tetaplah dipakai dalam menyampaikan kejujuran. Tapi bukan berarti harus berpura-pura dan meng­hilangkan substansi dari sebuah kejujuran yang akan kita sampaikan. 

Politik banyak sekali strategi. Kadang sebuah fakta harus disimpan terlebih dahulu sebagai senjata pamungkas untuk menghantam lawan politik. Biarkan lawan terjebak dalam permainan kita dan kita keluarkan fakta yang ada pada kita. 

Memang butuh juga orang-orang yang ada di dalam kancah politik nasional untuk berbicara apa adanya dan berfikiran lepas dan bebas sehingga bisa membangunkan para pihak untuk sekali-kali melihat sebuah masalah diluar dari kacamata kepentingan pribadi dan golongan untuk mendapatkan akar dari sebuah masalah. 

Dalam buku ini saya melihat ada sebuah penyampaian yang lepas dan bebas. Bagi saya terlepas dari tulisan di dalam buku ini, yang patut dihargai adalah kebebasan berpendapat dan berani lepas dari baju politik yang disandang oleh sang penulis. 

Terima kasih.

Prof. Dr. Yusril Ihza Mahendra, SH, M.Sc


Selengkapnya untuk mendapatkan buku ini bisa klik gambar dibawah ini....

http://bukuteddy.blogspot.co.id/2016/01/contact.html


0 komentar:

Posting Komentar